Manfaatkan Dirimu Yang Terbakar

Perbualan singkat oleh seorang sahabat petang tadi lewat whatsapp, yang awalnya meluahkan sedikit kesedihannya akibat sistem yang entah apa-apa. Bertukar menjadi sesi dorong-mendorong (I guess?).

Siapa saja yang tidak pernah mengalami kemendungan dalam hari-harinya? Bagaimana mungkin kehidupan tidak mempunyai pasang surutnya dalam soal perasaan? Sedangkan hati itu memang berbolak balik fitrahnya. Kita tidak akan pernah dengan mudah berhenti untuk memikirkan hal-hal sekelilingnya walaupun hanya kita telan luahan itu sendiri. Dan tidak semua kita bisa fahami, kenapa sebenarnya begitu. Dan kenapa sebenarnya perlu begini.

Ketika mana aku menyatakan bahawa cintaku kepada penulisan masih ada dalam diri, namun semangat untuk melakukannya semakin pudar. Jarang aku berkongsi luahan kepada orang lain akan hal-hal sebegini. Entah siapa saja yang tahu, malah aku juga sudah hilang dari penghitungan mengenai menyeru dan mengeluh akan semangat penulisan yang semakin terbang dibawa angin lalu — Tuhan sajalah yang tahu bagaimana gelodak persoalan minda bercampur kekecewaan.

“Jadi macam Zainuddin, gunakan benda yang jadi dalam life su untuk bakar semangat menulis.”

Tulis sahabat tadi lewat aplikasi whatsapp.

Continue reading “Manfaatkan Dirimu Yang Terbakar”